Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2012 -
Baca: Maleakhi 2:10-16
"Sebab Aku membenci perceraian, firman Tuhan, Allah Israel..." Maleakhi 2:16
Kawin-cerai sepertinya menjadi hal yang biasa banyak orang, terutama di
kalangan para artis atau selebritis. Menikah baru beberapa tahun, ada
yang hanya dalam hitungan bulan, kemudian memutuskan untuk bercerai
karena merasa sudah tidak cocok lagi. Bahkan ada yang kawin-cerai
sampai 2-3 kali. Banyak orang berpikir bahwa ketika rumah tangganya
dalam masalah, perceraian adalah jalan terbaik. Salah besar!
Perceraian adalah jalan terburuk dan ini merupakan perbuatan keji di
mata Tuhan. Mengapa? "Oleh sebab Tuhan telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa
mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman
sekutumu dan isteri seperjanjianmu. Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah
yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan
janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya." (ayat 14-15).
Ingat, pernikahan bukanlah perjanjian antara dua orang saja, tetapi
melibatkan tiga pribadi yaitu suami, isteri dan juga Tuhan. Dalam
janji pernikahan, suami dan isteri saling menandatangani sebuah surat
perjanjian untuk saling mengasihi, menerima kelebihan dan kekurangan
pasangan dan berjanji sehidup semati atau setia sampai maut memisahkan
mereka berdua. Tuhan adalah saksi utama yang juga turut menandatangani
dan mensahkannya. Sesuai dengan rencana Tuhan, pria dan wanita
dipertemukan untuk menjadi satu daging supaya mereka saling melengkapi,
mengasihi, bersekutu dan bersama-sama melayani Tuhan.
Jadi, perceraian tidak hanya melanggar sebuah perjanjian kudus,
tetapi juga merupakan kebencian Tuhan. Suami dan isteri yang telah
dipersatukan dalam ikatan pernikahan bukan lagi dua tetapi menjadi satu
daging, dan apabila dipisahkan pasti akan terasa sakit sekali. Tuhan
tahu itu karena Ia turut juga merasakan kelemahan kita, karena itulah
Dia sangat membenci perceraian. Apa pun alasannya, perceraian bukanlah
jalan Tuhan. Pikirkan dampak yang ditimbulkan, di mana anak-anak pasti
menjadi korban.
Seberat apa pun badai menyerang dalam rumah tangga, jangan putus asa,
datang pada Tuhan Yesus, Dia pasti akan memberi jalan keluarnya!
oleh
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar