Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Oktober 2012 -
Baca: Kolose 3:5-17
"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan
yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama
seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." Kolose 3:13
Di zaman sekarang ini tidak mudah menemukan orang yang sabar. Banyak
orang cenderung cepat-cepat dan sembarangan dalam mengerjakan segala
sesuatu. Atau ketika dalam masalah dan pergumulan, kita sering
mendengar nasihat yang mengatakan, "Yang sabar ya." Lalu kita pun
menimpali: "Kesabaran kan ada batasnya." Sebenarnya, apa itu kesabaran?
Kesabaran adalah ketenangan hati dalam menghadapi cobaan;
kesabaran adalah lawan dari kemarahan yang tidak pada tempatnya,
kemampuan untuk menahan diri dalam menghadapi situasi-situasi sulit;
sifat tenang; tabah; tidak tergesa-gesa atau terburu nafsu. Ketika
orang lain marah, menyakiti atau berbuat jahat kepada kita, tanpa pikir
panjang kita ingin segera mendamprat atau membalasnya. Apa bedanya kita
dengan orang dunia jika demikian? Sebagai orang Kristen kita dituntut
untuk memiliki kesabarn dan saling bersabar satu sama lainnya, sebab
kesabaran adalah bagian dari kasih, dan kekristenan itu identik dengan
kasih. Tertulis: "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (1 Korintus 13:4).
Di samping itu, kesabaran merupakan bagian dari buah-buah Roh yang harus terpancar dalam kehidupan orang percaya (baca Galatia 5:22-23).
Jika kita mengaku diri sebagai orang Kristen/pengikut Kristus tapi kita
tak punya kesabaran, maka kita perlu bertobat! Dengan kesabaran,
seseorang dapat melihat hal-hal yang positif di tengah kesukaran sekali
pun. Bukankah banyak orang Kristen yang tidak sabar menantikan
pertolongan dari Tuhan dan akhirnya mereka pun tidak mengalami
beerkat-berkat Tuhan? Kesabaran adalah kunci untuk sebuah hubungan
kerjasama yang baik. "Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan."
(Amsal 15:18). Pertengkaran dan permusuhan seringkali terjadi ketika
ada pihak yang tidak sabar alias mudah tersulut emosi. Oleh karena itu
"Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar." (Pengkotbah 10:4).
Sudahkah kita menjadi orang Kristen yang sabar?
oleh
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar