Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Mei 2012 -
Baca: 1 Samuel 2:1-10
"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur," 1 Samuel 2:8
Dalam masyarakat Yahudi, melahirkan anak laki-laki bagi suaminya adalah
tugas dan kewajiban bagi seorang wanita yang sudah menikah. Jika wanita
itu mandul alias tidak bisa memberikan keturunan, maka hal ini akan
menimbulkan rasa malu dan menjadi celaan bagi suaminya, keluarganya dan
juga lingkungan di sekitarnya. Jadi kemandulan dianggap sebagai sesuatu
yang memalukan. Inilah yang sedang dialmi oleh Hana, di mana tanggung
jawab untuk melanjutkan garis keturunan suami ada di tangannya. Jika
tidak, ia akan menghadapi masalah yang berat: bisa saja diceraikan oleh
suaminya atau harus menanggung malu dan mengalami penolakan dari
orang-orang yang ada di sekitarnya. Bisa dibayangkan betapa remuk redam
hati Hana karena ia tidak punya anak (mandul). Belum lagi perlakuan
yang tidak baik dari Penina, 'madunya' yang justru memiliki anak. Hal
ini semakin menambah rasa sedih dan pahit di hati Hana.
Secara manusia, Hana sudah hilang pengharapan karena Tuhan telah
menutup rahimnya. Ia pun yakin satu-satunya Pribadi yang dapat
menolongnya adalah Tuhan. Karena itu segeralah ia datang kepada Tuhan.
Di baitNya yang kudus, dengan hati hancur, Hana mencurahkan segala
beban hidupnya. Meski dikira mabuk oleh iman Eli ia tidak peduli,
karena "Korban sembelihan kepada Allah ia jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah." (Mazmur 51:19). Saat berdoa inilah Hana bernazar, "Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara
hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini,
tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku
akan memberikan dia kepada Tuhan..." (1 Samuel 1:11). Akhirnya Tuhan pun mengabulkan doa Hana, "...setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel,..." (1 Samuel 1:20).
Mungkin Tuhan telah menutup rahim Hana selama bertahun-tahun,
tetapi Dia tidak pernah menutup telingaNya terhadap umat yang siang
malam berseru-seru kepadaNya. Ketika kita berdoa dengan hati hancur dan
berserah penuh memohon belas kasihan Tuhan, pada saatnya Dia pasti
bertindak dan pertolonganNya tidak pernah terlambat.
"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai." Mazmur 126:5
oleh
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar