Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Mei 2012 -
Baca: Yesaya 42:1-9
"Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan." Yesaya 42:1a
Pengiringan kita kepada Tuhan harus mempunyai sasaran yang harus kita
capai. Kita tidak cukup hanya menjadi orang Kristen yang rajin ke
gereja atau aktif dalam pelayanan tetapi harus lebih dari itu, karena
rajin ke gereja atau aktif dalam pelayanan tidak menjamin hidup kita
dikenan oleh Tuhan. Tuhan Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga." (Matius 7:21).
Yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah orang-orang yang
melakukan kehendak Tuhan. Kekristenan kita akan menjadi sia-sia bila
kita tidak menjadi pelaku firman, tidak hidup dalam ketaatan. Bukankah
hati kita sudah senang bukan kepalang ketika apa yang kita perbuat
dikenan oleh pimpinan di kantor, atau pelayanan kita dinilai cukup baik
oleh orang lain? Dikenan oleh manusia saja membuat kita merasa bahagia
dan bangga, coba bayangkan bila hidup kita ini dikenan oleh Tuhan, yang
adalah Bapa yang bertakhta di dalam Kerajaan Sorga, Pencipta langit dan
bumi dan juga Raja di atas segala raja. Inilah yang harus kita kejar!
Inilah sasaran hidup seorang Kristen!
Daud adalah contoh orang yang hidupnya dikenan Tuhan. Tertulis, "Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka.
Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai,
seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." (Kisah 13:22). Pasti ada banyak faktor yang membuat hidup Daud berkenan di hati Tuhan. Di antaranya adalah: pertama,
Daud sangat mengasihi Tuhan. Kasihnya kepada Tuhan melebihi
segala-galanya. Kerinduannya untuk tinggal dalam hadirat Tuhan begitu
mendalam. "Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan;" (Mazmur 84:2-3a). Bagi Daud, "...lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat
lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di
kemah-kemah orang fasik." (Mazmur 84:11). Meski sudah menjadi
raja atas Israel, tinggal di istana yang megah, perabot yang mewah,
dengan tentara yang kuat, dia tetap merasa bahwa lebih baik berada di
rumah Tuhan.
(Bersambung).
oleh
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar