Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juli 2012 -
Baca: Imamat 10:1-7
"Maka keluarlah api dari hadapan Tuhan, lalu menghanguskan keduanya (Nadab dan Abihu - - Red.), sehingga mati di hadapan Tuhan." Imamat 10:2
Judul perikop firman Tuhan yang kita baca hari ini adalah kematian Nadab
dan Abihu. Anak anak imam Harun harus mengalami nasib yang sangat
tragis. Tertulis, "Maka keluarlah api dari hadapan Tuhan, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan Tuhan."
Mengapa Tuhan sampai menghukum Nadab dan Abihu? Karena kedua anak
imam Harun itu telah melanggar firman Tuhan yaitu mempersembahkan
persembahan kepada Tuhan dengan menghadirkan api asing yang tidak
diperintahkan Tuhan kepadanya. Api asing adalah api yang tidak
semestinya berada dalam persembahan. Itu sama artinya mereka telah
mempermainkan atau menghina Tuhan yang adalah Pribadi yang kudus. Ada
tertulis. "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada
tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Tuhan tidak mau kekudusanNya dilanggar dan dipermainkan oleh kedua anak Harun.
Peristiwa yang menimpa Nadab dan Abihu ini menjadi peringatan keras
bagi para imam lainnya, di mana ini menunjukkan bahwa Tuhan sangat
tegas terhadap dosa. Tidak ada istilah kompromi sedikit pun
terhadap perbuatan yang menyimpang dari firman Tuhan! Seorang imam
harus benar-benar kudus ketika mempersembahkan korban kepada Tuhan, dan
siapa pun yang melanggar kekudusan Tuhan akan menanggung akibatnya.
Begitu juga kita yang saat ini dipercaya melayani Tuhan di
ladangNya, apa pun bentuk pelayanannya, haruslah kita lakukan dengan
penuh ketaatan. Tidak ada istilah melayani Tuhan setengah-setengah atau
suam-suam kuku, karena kalau kita suam-suam kuku, firman Tuhan dengan
keras mengatakan, "Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku."
(Wahyu 3:16). Jangan sampai kita melayani Tuhan tapi masih melakukan
perbuatan-perbuatan dosa. Tanpa kekudusan, kita tidak layak melayani
Tuhan!
Sekalipun Tuhan tidak menghukum secara langsung seperti peristiwa di
atas, namun kalau kita terus-menerus mempermainkan kekudusan dan
kesabaranNya, pada saatnya Tuhan akan berperkara atas kita.
oleh
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar