Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2012 -
Baca: Yesaya 1:10-20
"Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku." Yesaya 1:13a
Penyembahan yang berasal dari hati; tanpa hati, penyembahan bukanlah
penyembahan. Karena itu ketika kita datang kepada Tuhan untuk menyembah
Dia kita harus melakukannya dengan hati yang tulus, bukan hanya sebatas
ucapan bibir belaka. Tuhan Yesus berkata, "...Bangsa ini memuliakan
Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka
beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah
perintah manusia." (Markus 7:6b-7). Buka hati dan ijinkan Roh Kudus
membimbing, menuntun dan menyucikan hati kita supaya kita dapat
menyembah Tuhan secara benar. Jika Roh kudus memegang kendali hidup
kita, pikiran dan hati kita akan benar-benar siap dan terfokus kepada
Tuhan sepenuhnya, tidak lagi bercabang.
Menyembah dalam kebenaran berkenaan dengan hidup kita yang berkenan
kepada Tuhan. Jika kita dalam keadaan 'tidak benar' alias masih ada
dosa yang belum dibereskan, kita tidak layak untuk masuk ke dalam
hadiratNya yang kudus, "sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."
(1 Petrus 1:16). Hidup dalam kebenaran (kekudusan) adalah inti
penyembahan orang percaya. Penyembahan orang yang hidupnya benar dan
berkenan kepada Tuhan akan menjadi persembahan yang harum bagi Dia.
Sebaliknya penyembahan yang tidak sungguh-sungguh, "...baunya adalah kejijikan bagi-ku."
(Yesaya 1:13a) Tuhan tidak suka dengan penyembah-penyembah yang tidak
benar, kelihatan rohaniah, beribadah kepadaNya tetapi hatinya menjauh
dari Dia. Itulah sebabnya Tuhan tidak asal mencari penyembah-penyembah,
yang Ia cari adalah penyembah-penyembah yang benar, yang menyembah Dia
dengan kesungguhan hati dalam roh dan kebenaran.
Sekarang bukan waktunya kita bermain-main dalam hal penyembahan
kepada Tuhan; mari lakukan dengan sungguh seperti yang dilakukan oleh
perempuan yang datang kepada Tuhan Yesus dengan membawa buli-buli berisi
minyak wangi (baca Lukas 7:37-38).
Jadi untuk menjadi penyembah yang benar ada harga yang harus kita
bayar. Abraham rela mempersembahkan Ishak kepada Tuhan sebagai bukti ia
mengasihi Tuhan lebih dari apa pun juga.
Tanpa kesungguhan hati dan ketaatan, penyembahan kita akan sia-sia!
oleh
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar